Kalau menilik kata kata “Bermain sambil belajar”, apakah hal ini tidak berarti bahwa belajar hanyalah proses sampingan dari bermain, sementara proses yang diinginkan di sekolah lebih ditekankan pada proses belajarnya bukan proses bermainnya. Haruskah kata kata yang sudah sangat popular di kalangan pendidik ini ditinjau ulang, atau bahkan diganti sehingga makin banyak pendidik yang bukan hanya mengamini tetapi juga mempraktekkan?

Sudah banyak peneliti dan para ahli di bidang pendidikan maupun psikologi anak yang menyatakan berbagai manfaat dari bermain bagi anak. Piaget (1926) menyatakan bahwa “Bermain memiliki fungsi yang penting dalam perkembangan intelektual anak serta proses asimilasi dan akomodasi yang terkait di dalamnya”. Hal ini sangat didukung pleh banyak ahli di berbagai penelitian berikutnya. Anker, Foster, McClane, Sobel, Weissiboard misalnya, jelas jelas mendukung pernyataan Piaget tersebut dengan menyatakan bahwa dengan bermain anak menjadi mandiri, memiliki motivasi,memiliki kemampuan pengendalian diri serta menerima diri mereka apa adanya (p.107, 1981). Pernyataan senada juga diberikan oleh Joanne Hendrick dalam bukunya The Whole Child: Developmental Education for Early Years (1996) yang menyatakan bahwa dengan bermain anak anak dapat belajar melakukan observasi, investigasi dan eksplorasi. Bermain juga menyediakan pengalaman, informasi serta keahlian yang menjadi dasar bagi pengalaman di masa yang akan datang.

Share this Story